Nama : Suryadi Prayudha Hutabarat
Kelas : X-8
Mapel : Tugas Semester Bahasa Indonesia
Bagaimana kau akan tahu
Bagaimana kau akan tahu
Segala perasaan yang membebaniku
Sedang jarak memisahkan aku denganmu
Bagaimana kau akan tahu
Bahwa aku disini begitu mengingatmu
Sedang kita tak pernah berkata.
Bagaimana kau akan tahu
Hatiku tak mampu berpaling
Sedang dirimu selalu merasa ragu
Bagaimana kau akan tahu
Segala perasaan yang membebaniku
Sedang jarak memisahkan aku denganmu
Bagaimana kau akan tahu
Bahwa aku disini begitu mengingatmu
Sedang kita tak pernah berkata.
Bagaimana kau akan tahu
Hatiku tak mampu berpaling
Sedang dirimu selalu merasa ragu
BUNDA
Sembilan bulan lamanya di dalam rahim berada
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia akhirnya aku lahir lahir juga
Dunia baru berseru pada diriku
Waktu dulu pada pangkuanmu
Jasa sejagat bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat
Waktu terus berporos pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos doa pada bunda
Ananda bahagia
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia akhirnya aku lahir lahir juga
Dunia baru berseru pada diriku
Waktu dulu pada pangkuanmu
Jasa sejagat bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat
Waktu terus berporos pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos doa pada bunda
Ananda bahagia
Lanjut usia tetap saja kau setia
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa berharap ananda tak durhaka
Ananda yang hina berharap tetap berguna
Walau jua tak ada selalu berusaha
Semoga bunda bahagia dunia memang berbeda
Tak mesti bersama bunda tetap di jiwa
Raga ananda, tetap bunda
Untaian bunga ukiran bianglala
Lautan samudera intan permata
Kecantikan dunia tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa berharap ananda tak durhaka
Ananda yang hina berharap tetap berguna
Walau jua tak ada selalu berusaha
Semoga bunda bahagia dunia memang berbeda
Tak mesti bersama bunda tetap di jiwa
Raga ananda, tetap bunda
Untaian bunga ukiran bianglala
Lautan samudera intan permata
Kecantikan dunia tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya
Wanita terhebat, wanita terdekat
Ku kenal bunda lewat nada merdu
Ku ucap kata ibu, kaulah pelitaku
Tak akan padam
Terkadang meredam
Tetap tak mendendam
Dari kedingingan malam
Ananda memberi salam
Salam dari gubuk terdalam
Demi kerinduan terpendam